A. Nabi Muhammad saw Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia
Nabi Muhammad diutus bukan untuk menyempurnakan
agama, tetapi untuk menyempurnakan akhlak. Hal itu menunjukkan bahwa yang akan
menjadi kunci lengkapnya keimanan dan keislaman seseorang adalah akhlaknya.
al-amiin adalah julukan yang berisi kepercayaan yang amat berharga dari
masyarakat di sekeliling Muhammad pada saat itu. Artinya, apa yang menjadi
milik Muhammad sebelum menjadi Nabiyullah, adalah modal dasar yang amat
penting, mengapa Allah memilih Muhammad al-ummiy menjadi nabi sekaligus rasul.
Kita harus yakin, Muhammad yang akan menyempurnakan akhlaq manusia telah
dikondisikan sebagai manusia yang memiliki akhlaq mulia oleh Allah.
Dalam akhlak terkandung tampilan berupa sopan
santun yang didasari budi pekerti. Akhlak yang baik harus bersumber dari hanya
satu sumber nilai yang Mahabenar. Jika tata-nilai yang dijadikan pengukur
akhlak masih berupa tata-nilai ganda, kebenaran nilai tadi masih akan selalu dipertanyakan.
Oleh karena itu, seandainya semua manusia menggunakan konsep tata-nilai Ilahiah
yang satu, tidak akan ada pertentangan.
B. Nabi Muhammad saw sebagai Uswah Hasanah
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah swt (Q.S. Al-Ahzaab, 33:
21)
Para ahli tafsir mengaitkan ayat tersebut dengan peristiwa Perang
Khandaq.
Diceritakan bahwa Nabi Muhammad saw menunjukkan teladan kesabaran dan
semangat yang tinggi tanpa keluhan, sekalipun dalam kondisi sulit akibat
perang.
Sementara itu para shahabat banyak yang berkeluh-kesah kepada Nabi (Tafsir AlQurthubi:
14/138-139).
Begitu banyak perbuatan Nabi yang harus menjadi teladan untuk
ummat
sebagaimana yang dijelaskan dalam isi ayat surat Al-Ahzaab, 33: 21. Bahkan,
seperti pernah dibahas, perbuatan Nabi adalah salah satu yang menjadi bagian
dari sunnahnya, sunnaturrasul.
Sunnaturrasuul, sunnah rasul, sunnah nabi, adalah salah satu yang
disebut sebagai
warisan dari Nabi, selain Al-Quran. Sunnah Nabi (dikategorikan sebagai hadits,
berita, dari Nabi, tentang Nabi, dan sikap Nabi) bisa ucapannya
(qauliyah), perbuatannya (amaliyah) dan sikapnya (takriiriyah). Sebagai bekal
keteladanan, Rasulullah telah dianugerahi kelengkapan sifat, yaitu 4 sifat
yang dimiliki oleh Rasulullah Shiddiq (benar), amanat (bisa
dipercaya), tabligh (menyampaikan, tidak menyembunyikan), dan fathonah
(cerdas). Dengan apa yang dilakukan (fi’liyah) oleh Nabi selalu sejalan, yang
kemudian secara syari’at menjadi pedoman uswah hasanah yang harus diikuti oleh
ummatnya.
C. Konsep Manusia Terbaik di Sisi Allah
Ada hadits populer terkait dengan deskripsi orang terbaik Allah SWT dan lokasi. Isi hadits ini berkaitan dengan masalah perilaku Latihan seseorang. “Sebaik-baiknya
manusia adalah yang banyak manfaatnya bagi manusia lain”. Sebagai mahluk individu
manusia bertanggung jawab penuh atas segala hasil
perbuatan dirinya. Tetapi, sebagai makhluk sosial, manusia dituntut menjadi individu yang bisa banyak memberi manfaat bagi individu lainnya.
D. Indikator Kenabian sebagai Uswah Hasanah
Nabi Muhammad adalah nabi yang diutus Allah untuk menyemurnakan akhlak manusia. Nabi Muhammad telah
menunjukan ciri-ciri kebaikan, beliau dipercayai masyarakat Qurais sebagai
orang yang dipercaya terhadapat perilakunya. Di samping memiliki perilaku
terpercaya, Muhammad pun memiliki latar keturunan dari keluarga yang terhormat,
yang terpelihara kehormatan nama keluarga dan keturunannya.
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya
(Q.S. Ali Imran, 03: 159)
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (Q.S.
Al-Qalam, 64: 04)
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku´ dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman
itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman
itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar (Q.S. Al-Fath, 48: 29)
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti
kamu, diwahyukan kepadaku
bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang
lurus menuju
kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi
orang-orang yang
mempersekutukan-Nya (Q.S. Fushshilat, 41: 06)
Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh
telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka
(Al Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang
Maha Pemurah. Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak adaTuhan selain Dia; hanya
kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat" (Q.S.
Ar-Ra’d, 13: 30)
E. Pendidikan Karakter dalm Konsep Islam
Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah
(datangnya) bahaya menimpa
mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda
kekuasaan Kami.
Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)".
Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu Dialah Tuhan yang
menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga
apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa
orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka
bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari
segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung
(bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan
kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau
menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang
yang bersyukur" Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka
membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia,
sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil
kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu,
lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (Q.S. Yunus, 10:
21-23)
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Jajang. 2018. Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam. Depok: RajaGrapindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar