Sabtu, 26 Maret 2022

MANUSIA MAKHLUK SOSIAL

 

BAB 5

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fislam.nu.or.id%2Fubudiyah%2Fyang-paling-baik-dzikir-dalam-hati-atau-dengan-lisan-vniX8&psig=AOvVaw10gC8pvKk__EipbFp5SvWW&ust=1648382084316000&source=images&cd=vfe&ved=0CA0Q3YkBahcKEwjwn_D32-P2AhUAAAAAHQAAAAAQFA

A.    Pola Hubungan Vertika; Makhluk-Khalik

Bentuk pokok manusia beragama adalah penyerahan diri. Ia menyerahkan diri kepada sesuatu yang Maha Ghaib lagi Maha Agung. Ia tunduk lagi patuh dengan rasa hormat dan khidmat. Ia berdo'a, bersembahyang, dan berpuasa sebagai hubungan vertikal dan ia juga berbuat segala sesuatu kebaikan untuk kepentingan sesama umat manusia, karena ia percaya bahwa semua itu diperintahkan oleh Zat Yang Maha Ghaib serta Zat Yang Maha Pemurah.

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu anhuma, dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam beliau bersabda, Bertakwalah kepada Allah dimana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia. (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih).

Sebagaimana firman Allah yang artinya:  "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim". (QS. Ali Imran: 102)

B.     Ibadat Ghair Mahdhah

Nabi Muhammad SAW bersabda “Antum a’lamu bi’umuuri dunyaakum
(“Engkau lebih tahu tentang urusan keduniaanmu”). Bentuk ibadah ghair mahdhah sudah diatur dalam bentuk teladan Nabi.Sebagian yang lain, sesuai dengan hadits Nabi tadi, diserahkan penafsiran bentuk kegiatannya kepada setiap muslim sesuai kebutuhan lingkungan masing-masing.

Hukum dasar semua ibadah ghair mahdhah telah diatur dalam Al-Quran, contohnya hukum tentang ekonomi telah diatur dalam Al-Quran, namun bentuk pelaksanaanya menyesuikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan lingkungan.

Berpakaian dalam konsep dasar islam adalah menutup aurat. Bentuk tampilan bisa disesuaikan dengan ketentuan tidak melanggar konsep dasar tersebut. Sama hal nya dengan gaya bangunan masjid yang beraneka ragam, ada yang bergaya Melayu, China, jazirah Arab, dan lain sebagainnya.

C.    Hablun Min-Annas (Hubungan Horizontal Anatar Manusia)

Hablum Min-Annas adalah hubungan dengan manusia.

Istilah Hablum Mi-Annas tercantum dalam Al-Qur'an surat Ali Imron: 112


ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas."

Hablum minan-nas bermakna perjanjian dari kaum Mukminin dalam bentuk jaminan keamanan bagi orang kafir dzimmi dengan membayar upeti bagi kaum Mukminin melalui pemerintahnya untuk hidup sebagai warga negara Islam dari kalangan minoritas non-Muslim. (Tafsir At-Thabari , Tafsir Al-Baghawi , dan Tafsir Ibnu Katsir).

D.    Bisnis Islam

Dalam Al-Quran Allah telah memberi tantangan kepada manusia dengan berbagai perumpamaan aneka kebaikan hanya bila kebaikan itu hanya ditunjukan untuk mendapat ridho Allah SWT.

Allah telah membeli jiwa manusia (Q. S. At-Taubah, 09: 111) dengan jaminan Surga.

 اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung. (Q.S. At-Taubah, 09: 111)

Allah juga telah menyediakan pelipatan kebaikan dengan satu, dua, tiga, tujuh, tujuh
puluh, bahkan tujuh ratus kali lipat kebaikan lainnya jika ummat berbisnis hanya
mencari keridhoan Allah semata. Bisnis yang Islami tidak dikotori riba dan bohong.
Semua perilaku bisnis itu didasari kejujuran, kemaslahatan orang banyak, dan keadilan
sikap. Dan, berbisnis dengan Allah, tentu, tidak akan menimbulkan rasa ketidakadilan,
ketidakjujuran, kebohongan, dan sejumlah keburukan bisnis yang kerap dibangun
antarmanusia.

DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Jajang. 2018. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Depok: RajaGrapindo Persada

_ _. 2019. “Pengertian Hablum Minallah dan Hablum Minannas: Kesalehan Individu dan Sosial”. Terdapat pada https://www.risalahislam.com/2019/02/pengertian-hablum-minallah-minannas.html. Diakses tanggal 26 Maret 2022

_ _. 2019. Keterkaitan Manusia dengan Agama-Habluminannas wa Habluminallah. Terdapat pada https://www.kompasiana.com/deandrafs/5e08eb5c097f36552a035b22/keterkaitan-manusia-dengan-agama-habluminannas-wa-habluminallah. (Diakses tanggal 26 Maret 2022).

Sabtu, 19 Maret 2022

MANUSIA MAKHLUK OTONOM

 

BAB 4

A.    Nikmat Allah bagi Semua Makhluk Hidup

Istilah otonom biasanya dikaitkan dengan urusan pemerintahan, contoh pemda memiliki hak otonom bisa mengatur sendiri tanpa bergantung kepada pemerintah pusat. Pengertian otonom yang tekait dengan keberadaan manusia sebagai makhluk Allah adalah berikatan dengan kebebasan untuk menentukan pilihan.

Ada dua nikmat yang pasti dialami dan dirasakan oleh semua makhluk, yakni nikmat penciptaan dan nikmat pemenuhan kebutuhan.” (Al-Hikam)

 Kalimat ini menerangkan bahwa ada nikmat yang jelas dialami dan dirasakan oleh semua makhluk, yaitu nikmat penciptaan yang di mana kata makhluk itu sendiri berasal dari bahasa Arab: khalaqa, yukhliqu, khaaliqun berarti “yang menciptakan, pencipta”. Kata isimnya adalah makhluq. Kata inilah yang berarti “yang diciptakan”. Salah letak nikmat penciptaan itu ialah ketika kita melihat manusia yang secara biologis diciptakan dari segumpal darah (Q. S. Al-Alaq:96/2), saripati dari tanah (Q. S. Al-Mu’minun:23/12), dan lain sebagainya. Maka, begitulah betapa Mahakuasa Allah subhanahu wa ta’ala atas segalanya.

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ

Artinya : Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنۡ سُلٰلَةٍ مِّنۡ طِيۡنٍ‌

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.

B.     Nikmat Hidup

Semua makhluk hidup yang Allah ciptakan sudah pasti diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan. Dalam kaitan dengan nikmat hidup, semua mahluk Allah swt telah dijamin rezekinya beserta fasilitas hidup yang lengkap. Tak ada mahluk hidup yang harus membayar
kenikmatan asali udara, kenimkatan air, kenikmatan tempat tinggal, semua telah
disediakan sebagai bagian dari kelengkapan jaminan hidup dari Allah swt.

C.    Nikmat Akal

Nikmal adalah nikmat Allah yang dianugrahkan kepada  manusia. Allah memberikan akal untuk membedakan baik dan buruk, menentukan pilihan dan untuk pengembangan diri. Hanya manusia yang diberi nikmat akal. Oleh karena itu, manusia diserahi tugas
mengelola Bumi, sebagai khalifah fil-Ardh. Dengan akalnya, manusia bisa mengelola
Dunia, berbudaya.

Q.S. Al-Baqarah Ayat 44

اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?”

Q. S. Al-Imran Ayat 65

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تُحَاۤجُّوْنَ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمَآ اُنْزِلَتِ التَّوْرٰىةُ وَالْاِنْجِيْلُ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِهٖۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu berbantah-bantahan tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil diturunkan setelah dia (Ibrahim)? Apakah kamu tidak mengerti?”

Hanya manusia yang dianugerahi nikmat akal oleh Allah swt. Oleh karena itu, manusia
ditugasi untuk “mengelola Bumi”, sebagai khalifatan fil Ardh. Dengan keberadaan
akalnya, manusia bisa mengelola Bumi, berbudaya.

D.    Nikmat Hidayat

Allah memberikan nikmat hidayah kepada manusia tertentu. Manusia memiliki keputusan untuk memilih, manusia bisa memilih cenderung kepada hal yang salah (fujur) atau hal yang benar (taqwa). Dari kedua pilihan itu ada yang memilih fujur, ada juga yang memilik untuk bertaqwa. Hidayah diartikan sesuatu yang harus dicari, padahal telah tersedia dalam bentuk Al-Quran yang sempurna sebagai kumpulan hidayah Allah SWT.

Q.S. Al-Baqarah Ayat 2

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Artinya : “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

Q. S. Al-Isra Ayat 15

مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا

Artinya: “ Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul”.

 

E.     Dua Nikmat yang Kerap Terlupakan

Ketika bisa beraktivitas dengan normal, merasa tenang, damai dan tidak terlalu memiliki masalah besar. Terkadanag ketika dalam keadaan itu tanpa di sadari bahwa sehat itu bagian dari nikmat yang sering terlupakan. Nikmat sehat adalah anugrah dari Allah SWT.

Selain nikmat kesehatan ada nikmat laiinya yang sama sering terlupakan oleh manusia, yaitu nikmat memiliki waktu senggang. Setiap manusia pasti diberikan waktu senggang oleh Allah SWT. Menggunakan waktu senggang dengan baik, bermanfaat untuk diri sendiri ataupun orang lain dan mencari ridho Allah merupakan nikmat yang harus dimanfaatkan dan disyukuri.

Q.S. Ar-Rahman Ayat 13

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Artinya:Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

F.      Manusia Makhluk Individu

Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Allah SWT. Jika kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Allah yang ada di sekitar kita, mereka memiliki unsur yang melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi.  Begitulah Allah Swt, dengan KemahakuasaanNya, mampu menciptakan manusia sebagai mahluk unik. Keunikan manusia dan kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah kepada semua manusia, bisa diperiksa, tercatat, dalam Al-Quran. Bagaimana Fir’aun, Qarun, Kaum ‘Aad dan Tsaamud, serta masih banyak tokoh lainnya yang buruk, diceritakan sebagai contoh dan peringatan Allah kepada ummat Muhammad saw.

Q.S. An-Naziaat Ayat 17

اِذۡہَبۡ اِلٰی فِرۡعَوۡنَ اِنَّہٗ طَغٰی

Artinya: “pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas,

Q.S. Al-Fajr Ayat 10

وَفِرْعَوْنَ ذِى الْاَوْتَادِۖ

Artinya: “dan (terhadap) Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar),

G.    Konsef Dosa (Individu) dalam Islam

Manusia dilahirkan kedunia bagaikan kertas putih yang tidak ada dosa apapun. Seorang bayi yang lahir, tidak akan terikat dengan dosa ibu-bapaknya, sekalipun bayi tersebut adalah hasil dari ikatan bukan suami istri, bayi tersebut tetap dalam keadaan suci tanpa dosa. Karena manusia dilahirkan sebagai mahluk individu maka urusan dosa pun adalah urusan dosa individu. Masing-masing manusia harus mempertanggungjawabkan hasil perbuatan masing-masing di hadapan Allah Swt. Syafa‘at hanyalah ridla Allah. Jika Allah tidak menghendaki, siapapun tak akan bisa melebihi kemahakuasaan Allah yang mutlak. Ketika seseorang terkait dengan dosa orang lain, kondisi itu sudah pasti adalah ketika orang tersebut harus
mempertanggungjawabkan hasil perbuatannya yang dampaknya juga kena kepada orang
lain. Oleh karena itu, setiap manusia harus mempertanggungjawabkan hasil usahanya
masing-masing

Q.S. An-Nisaa Ayat 111

وَمَنْ يَّكْسِبْ اِثْمًا فَاِنَّمَا يَكْسِبُهٗ عَلٰى نَفْسِهٖ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا

Artinya: “Dan barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijak-sana.”

Q.S. Al-An’aam, Ayat 6

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ

Artinya: “Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.”

Daftar Pustaka

Suryana, Jajang. 2018. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Depok: PT RAJAGRFINDO PERSADA

Yusup, Adie Erar. 2020. “Manusia Sebagai Makhluk Individu”. Terdpat pada https://binus.ac.id/character-building/2020/12/manusia-sebagai-makhluk-individu/. (Diakses tanggal 19 Maret 2022.

Sabtu, 12 Maret 2022

MANUSIA MAKHLUK IBADAT

BAB 3

A.   
Makhluk Allah yang Diciptakan untuk Beribadat
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Surah Az-Zariyat Ayat 56).
Surat adz Dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia sebagai Khalifah di muka bumi, manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya, dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua alam semesta ini.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya.
B.     Konsep Ibadat dalam Islam
Ibadat merupakan bentuk penghambaan manusia kepada Allah Sang Pencipta. Ibadah  termasuk bentuk rasa syukur manusia kepada Allah SWT atas semua kebaikan dan berkah yang telah diberikan.
Dalam hal ini dapat diklasifikasikan bahwa ibadah ada dua, pertama Ibadah mahdloh, yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya. Kedua Ibadah ghoiru mahdloh, yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT. Hal ini tentunya bersesuan dengan kita sebagai abdi Negara.
فَٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ۝
Artinya: Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya). (QS Al-Mu’min Ayat 14)
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ۗ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ۝
Artinya: Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (QS Al-Mu’min Ayat 65)
C.    Konsep Three-in-One (Iman-Imun-Amal)
Kita pasti dituntut untuk menjadi muslim yang kaffah ,muslim yang menyesuaikan diri dengan ajaran islam dalam berbagai aspek kehidupan. Bila sudah demikian ,maka itulah yang dimaksud dengan muslim sejati. Untuk mencapai tingkat keislaman yang demikian,ada tiga istilah dalam islam yang harus kita miliki dan lekat dalam diri kita masing-masing ,sehingga menyatu dengan sikap, kepribadian, dan tingkah laku kita sehari-hari.
Pengertian Iman, Iman artinya percaya, menurut istilah
(اَلتَّصْدِيْقُ بِالْقَلْبِ وَالْقَوْلُ بِالِّلسَانِ وَالْعَمَلُ بِالْأَرْكَانِ, يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ  اَلْإِيْمَانُ هُوَ)
Iman adalah Pembenarkan dengan hati, pengucapan dengan lisan, pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dan berkurang
Jadi, pengertian iman kepada Allah yaitu dengan membenarkan dengan hati bahwa Allah Swt itu benar-benar ada (Wujud) dengan segala sifat-sifatnya dan kesempurnaan-Nya,
kemudian pengakuan itu diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata yakni dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.
Seseorang dikatakan memiliki iman yang sempurna apabila orang tersebut bisa memenuhi 3 unsur keimanan, yakni membenarkan atau meyakinkannya dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan atau perbuatan.
Allah Subhaanahuwata’ala Menciptakan Manusia dengan Sempurna, Allah membekali tubuh kita dengan sistem pertahanan yang menjaga tubuh kita dari paparan virus-virus yang bisa menjadi ancaman serius. Allah memberikan kita Sistem kekebalan tubuh yang kita butuhkan, Allah memerintahkan semua unsur yang berada di dalam tubuh kita menjalankan tugasnya dengan benar sesuai fungsinya. “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Adz-Dzariyat: 20-21).
Amal ibadah adalah perbuatan yang merupakan pengabdian kepada Allah SWT yang merupakan hubungan manusia dengan Allah. Hubungan inilah yang disebut dengan istilah habluminallah.
Sedangkan, amal jariyah merupakan perbuatan baik untuk kepentingan masyarakat (umum) yang dilakukan tanpa pamrih.
D.    Ibadat Mahdhah
Dalam dinul islam ada dua jenis ibadat. Ibadat yang dilakukan dengan pedoman ketat dan ibadat yang diatur esensinya, untuk pelaksanaanya bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan zaman.
a.      Syahadatain
Pakem  plus dalam ibadat mahdhah mengikat urusan waktu, hitungan, tempat, cara, dan ketentuan-kentemtuan sangat mengikat jenis ibadat mahdhah ini. Ibadat ini terdiri atas ibadat utama yang ditata menjadi rukun dalam Islam. Ibadat ikrariyah ini harus mendasari semua perilaku umat Muslim dalam menjalankan ibadat.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah". Ikrar syahadat adalah ibadat muhdhah pertama.
b.      Ibadat Shalat
Sholat adalah merupakan ibadah yang sangat istimewa. Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho menjelaskan, sholat merupakan ibadah spesial yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung. Ibadah ini juga merupakan amalan pertama yang akan ditanyakan kepada manusia di hari perhitungan kelak.
Rasulullah SAW bersabda: 
مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Muruu awladakum bissholati wa hum abna-u sab’in sininan, wadhribuhum alaiha wa hum abna-u asyri sinina, wa farraquu bainahum fil madhaaji’.” 
Yang artinya, “Perintahkanlah anak kalian sholat ketika berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika meninggalkan sholat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dengan perempuan).” 
Daftar Pustaka
Suryana, Jajang. 2017. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Sobirin. 2019. “Tugas dan Kewajiban”. Terdapat pada http://pa-jepara.go.id/berita-seputar-peradilan/177-drs-sobirin-m-h-tugas-dan-kewajiban. Diakses tanggal 11 Maret 2022.
Mulyana, Asep Dadang. 2021. “Iman, Ilmu, dan Amal”. Terdapat pada http://www.pa-tasikmalaya.go.id/artikel-pengadilan/944-iman-ilmu-dan-amal-oleh-drs-h-asep-dadang-mulyana-sh-mh. Diakses tanggal 12 Maret 2022
 
 

ANALISIS PERMAINAN DAN KEBUTUHAN FISIK

 A. Analisis Permainan Permainan bulutangkis adalah permainan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih, memukul shutllecock menggunakan raket ...