BAB 4
A.
Nikmat
Allah bagi Semua Makhluk Hidup
Istilah otonom biasanya dikaitkan dengan
urusan pemerintahan, contoh pemda memiliki hak otonom bisa mengatur sendiri
tanpa bergantung kepada pemerintah pusat. Pengertian otonom yang tekait dengan
keberadaan manusia sebagai makhluk Allah adalah berikatan dengan kebebasan
untuk menentukan pilihan.
“Ada dua
nikmat yang pasti dialami dan dirasakan oleh semua makhluk, yakni nikmat
penciptaan dan nikmat pemenuhan kebutuhan.” (Al-Hikam)
Kalimat
ini menerangkan bahwa ada nikmat yang jelas dialami dan dirasakan oleh semua
makhluk, yaitu nikmat penciptaan yang di mana kata makhluk itu sendiri berasal
dari bahasa Arab: khalaqa,
yukhliqu, khaaliqun berarti “yang menciptakan,
pencipta”. Kata isimnya
adalah makhluq. Kata inilah yang berarti
“yang diciptakan”. Salah letak nikmat penciptaan itu ialah ketika kita melihat
manusia yang secara biologis diciptakan dari segumpal darah (Q. S. Al-Alaq:96/2), saripati dari tanah (Q. S. Al-Mu’minun:23/12), dan lain sebagainya. Maka,
begitulah betapa Mahakuasa Allah subhanahu wa ta’ala atas segalanya.
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
Artinya : Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
وَلَقَدۡ
خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنۡ سُلٰلَةٍ مِّنۡ طِيۡنٍ
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah.
B.
Nikmat
Hidup
Semua makhluk hidup yang Allah ciptakan sudah
pasti diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan. Dalam
kaitan dengan nikmat hidup, semua mahluk Allah swt telah dijamin rezekinya beserta fasilitas
hidup yang lengkap. Tak ada mahluk hidup yang harus membayar
kenikmatan
asali udara, kenimkatan air, kenikmatan tempat tinggal, semua telah
disediakan
sebagai bagian dari kelengkapan jaminan hidup dari Allah swt.
C.
Nikmat
Akal
Nikmal adalah nikmat
Allah yang dianugrahkan kepada manusia.
Allah memberikan akal untuk membedakan baik dan buruk, menentukan pilihan dan
untuk pengembangan diri. Hanya manusia yang diberi nikmat akal. Oleh karena
itu, manusia diserahi tugas
mengelola
Bumi, sebagai khalifah fil-Ardh. Dengan akalnya, manusia bisa mengelola
Dunia,
berbudaya.
Q.S.
Al-Baqarah Ayat 44
اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ
اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Artinya: “Mengapa
kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan
dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?”
Q. S. Al-Imran Ayat
65
يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تُحَاۤجُّوْنَ فِيْٓ
اِبْرٰهِيْمَ وَمَآ اُنْزِلَتِ التَّوْرٰىةُ وَالْاِنْجِيْلُ اِلَّا مِنْۢ
بَعْدِهٖۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Artinya: “Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu
berbantah-bantahan tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil diturunkan setelah
dia (Ibrahim)? Apakah kamu tidak mengerti?”
Hanya
manusia yang dianugerahi nikmat akal oleh Allah swt. Oleh karena itu, manusia
ditugasi untuk “mengelola Bumi”, sebagai
khalifatan fil Ardh. Dengan keberadaan
akalnya, manusia bisa mengelola Bumi,
berbudaya.
D.
Nikmat
Hidayat
Allah memberikan nikmat hidayah kepada manusia
tertentu. Manusia memiliki keputusan untuk memilih, manusia bisa memilih
cenderung kepada hal yang salah (fujur) atau hal yang benar (taqwa). Dari kedua
pilihan itu ada yang memilih fujur, ada juga yang memilik untuk bertaqwa.
Hidayah diartikan sesuatu yang harus dicari, padahal telah tersedia dalam
bentuk Al-Quran yang sempurna sebagai kumpulan hidayah Allah SWT.
Q.S.
Al-Baqarah Ayat 2
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ
فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Artinya : “Kitab (Al-Qur'an)
ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
Q. S. Al-Isra Ayat 15
مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا
يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ
وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا
Artinya: “ Barangsiapa
berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk
(keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya
(kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat
memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus
seorang rasul”.
E.
Dua
Nikmat yang Kerap Terlupakan
Ketika bisa beraktivitas dengan normal,
merasa tenang, damai dan tidak terlalu memiliki masalah besar. Terkadanag
ketika dalam keadaan itu tanpa di sadari bahwa sehat itu bagian dari nikmat
yang sering terlupakan. Nikmat sehat adalah anugrah dari Allah SWT.
Selain nikmat kesehatan ada nikmat laiinya yang
sama sering terlupakan oleh manusia, yaitu nikmat memiliki waktu senggang. Setiap
manusia pasti diberikan waktu senggang oleh Allah SWT. Menggunakan waktu
senggang dengan baik, bermanfaat untuk diri sendiri ataupun orang lain dan mencari
ridho Allah merupakan nikmat yang harus dimanfaatkan dan disyukuri.
Q.S. Ar-Rahman Ayat 13
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا
تُكَذِّبٰنِ
Artinya: “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?”
F.
Manusia
Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk
individu diartikan sebagai perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia
sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Allah
SWT. Jika kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Allah yang
ada di sekitar kita, mereka memiliki unsur yang melekat
padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi. Begitulah Allah Swt, dengan
KemahakuasaanNya, mampu menciptakan manusia sebagai mahluk unik. Keunikan manusia dan
kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah kepada semua manusia, bisa
diperiksa, tercatat, dalam Al-Quran. Bagaimana Fir’aun, Qarun, Kaum ‘Aad dan Tsaamud, serta masih banyak
tokoh lainnya yang buruk, diceritakan sebagai contoh dan peringatan
Allah kepada ummat Muhammad saw.
Q.S. An-Naziaat Ayat
17
اِذۡہَبۡ اِلٰی
فِرۡعَوۡنَ اِنَّہٗ طَغٰی
Artinya: “pergilah
engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas,”
Q.S. Al-Fajr Ayat 10
وَفِرْعَوْنَ ذِى الْاَوْتَادِۖ
Artinya: “dan (terhadap)
Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar),”
G.
Konsef Dosa
(Individu) dalam Islam
Manusia dilahirkan kedunia bagaikan kertas
putih yang tidak ada dosa apapun. Seorang bayi yang lahir, tidak akan terikat
dengan dosa ibu-bapaknya, sekalipun bayi tersebut adalah hasil dari ikatan bukan
suami istri, bayi tersebut tetap dalam keadaan suci tanpa dosa. Karena manusia dilahirkan sebagai mahluk individu maka
urusan dosa pun adalah urusan dosa individu. Masing-masing manusia harus
mempertanggungjawabkan hasil perbuatan masing-masing di hadapan Allah Swt. Syafa‘at hanyalah
ridla Allah. Jika Allah tidak menghendaki, siapapun tak akan bisa melebihi
kemahakuasaan Allah yang mutlak. Ketika seseorang terkait dengan dosa orang lain,
kondisi itu sudah pasti adalah ketika orang tersebut harus
mempertanggungjawabkan
hasil perbuatannya yang dampaknya juga kena kepada orang
lain. Oleh
karena itu, setiap manusia harus mempertanggungjawabkan hasil usahanya
masing-masing
Q.S. An-Nisaa Ayat 111
وَمَنْ يَّكْسِبْ اِثْمًا
فَاِنَّمَا يَكْسِبُهٗ عَلٰى نَفْسِهٖ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
Artinya: “Dan barangsiapa berbuat dosa, maka
sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah
Maha Mengetahui, Mahabijak-sana.”
Q.S. Al-An’aam, Ayat 6
اَلَمْ يَرَوْا كَمْ
اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ
نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا
ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ
بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ
Artinya: “Tidakkah
mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami
binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi,
yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan
yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah
mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan
Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.”
Daftar Pustaka
Suryana, Jajang. 2018. Buku Ajar Pendidikan Agama
Islam. Depok: PT RAJAGRFINDO PERSADA
Yusup, Adie Erar. 2020. “Manusia
Sebagai Makhluk Individu”. Terdpat pada https://binus.ac.id/character-building/2020/12/manusia-sebagai-makhluk-individu/.
(Diakses tanggal 19 Maret 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar