Sabtu, 19 Maret 2022

MANUSIA MAKHLUK OTONOM

 

BAB 4

A.    Nikmat Allah bagi Semua Makhluk Hidup

Istilah otonom biasanya dikaitkan dengan urusan pemerintahan, contoh pemda memiliki hak otonom bisa mengatur sendiri tanpa bergantung kepada pemerintah pusat. Pengertian otonom yang tekait dengan keberadaan manusia sebagai makhluk Allah adalah berikatan dengan kebebasan untuk menentukan pilihan.

Ada dua nikmat yang pasti dialami dan dirasakan oleh semua makhluk, yakni nikmat penciptaan dan nikmat pemenuhan kebutuhan.” (Al-Hikam)

 Kalimat ini menerangkan bahwa ada nikmat yang jelas dialami dan dirasakan oleh semua makhluk, yaitu nikmat penciptaan yang di mana kata makhluk itu sendiri berasal dari bahasa Arab: khalaqa, yukhliqu, khaaliqun berarti “yang menciptakan, pencipta”. Kata isimnya adalah makhluq. Kata inilah yang berarti “yang diciptakan”. Salah letak nikmat penciptaan itu ialah ketika kita melihat manusia yang secara biologis diciptakan dari segumpal darah (Q. S. Al-Alaq:96/2), saripati dari tanah (Q. S. Al-Mu’minun:23/12), dan lain sebagainya. Maka, begitulah betapa Mahakuasa Allah subhanahu wa ta’ala atas segalanya.

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ

Artinya : Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنۡ سُلٰلَةٍ مِّنۡ طِيۡنٍ‌

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.

B.     Nikmat Hidup

Semua makhluk hidup yang Allah ciptakan sudah pasti diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan. Dalam kaitan dengan nikmat hidup, semua mahluk Allah swt telah dijamin rezekinya beserta fasilitas hidup yang lengkap. Tak ada mahluk hidup yang harus membayar
kenikmatan asali udara, kenimkatan air, kenikmatan tempat tinggal, semua telah
disediakan sebagai bagian dari kelengkapan jaminan hidup dari Allah swt.

C.    Nikmat Akal

Nikmal adalah nikmat Allah yang dianugrahkan kepada  manusia. Allah memberikan akal untuk membedakan baik dan buruk, menentukan pilihan dan untuk pengembangan diri. Hanya manusia yang diberi nikmat akal. Oleh karena itu, manusia diserahi tugas
mengelola Bumi, sebagai khalifah fil-Ardh. Dengan akalnya, manusia bisa mengelola
Dunia, berbudaya.

Q.S. Al-Baqarah Ayat 44

اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?”

Q. S. Al-Imran Ayat 65

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تُحَاۤجُّوْنَ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمَآ اُنْزِلَتِ التَّوْرٰىةُ وَالْاِنْجِيْلُ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِهٖۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu berbantah-bantahan tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil diturunkan setelah dia (Ibrahim)? Apakah kamu tidak mengerti?”

Hanya manusia yang dianugerahi nikmat akal oleh Allah swt. Oleh karena itu, manusia
ditugasi untuk “mengelola Bumi”, sebagai khalifatan fil Ardh. Dengan keberadaan
akalnya, manusia bisa mengelola Bumi, berbudaya.

D.    Nikmat Hidayat

Allah memberikan nikmat hidayah kepada manusia tertentu. Manusia memiliki keputusan untuk memilih, manusia bisa memilih cenderung kepada hal yang salah (fujur) atau hal yang benar (taqwa). Dari kedua pilihan itu ada yang memilih fujur, ada juga yang memilik untuk bertaqwa. Hidayah diartikan sesuatu yang harus dicari, padahal telah tersedia dalam bentuk Al-Quran yang sempurna sebagai kumpulan hidayah Allah SWT.

Q.S. Al-Baqarah Ayat 2

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Artinya : “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

Q. S. Al-Isra Ayat 15

مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا

Artinya: “ Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul”.

 

E.     Dua Nikmat yang Kerap Terlupakan

Ketika bisa beraktivitas dengan normal, merasa tenang, damai dan tidak terlalu memiliki masalah besar. Terkadanag ketika dalam keadaan itu tanpa di sadari bahwa sehat itu bagian dari nikmat yang sering terlupakan. Nikmat sehat adalah anugrah dari Allah SWT.

Selain nikmat kesehatan ada nikmat laiinya yang sama sering terlupakan oleh manusia, yaitu nikmat memiliki waktu senggang. Setiap manusia pasti diberikan waktu senggang oleh Allah SWT. Menggunakan waktu senggang dengan baik, bermanfaat untuk diri sendiri ataupun orang lain dan mencari ridho Allah merupakan nikmat yang harus dimanfaatkan dan disyukuri.

Q.S. Ar-Rahman Ayat 13

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Artinya:Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

F.      Manusia Makhluk Individu

Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai perseorangan atau sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Allah SWT. Jika kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Allah yang ada di sekitar kita, mereka memiliki unsur yang melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi.  Begitulah Allah Swt, dengan KemahakuasaanNya, mampu menciptakan manusia sebagai mahluk unik. Keunikan manusia dan kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah kepada semua manusia, bisa diperiksa, tercatat, dalam Al-Quran. Bagaimana Fir’aun, Qarun, Kaum ‘Aad dan Tsaamud, serta masih banyak tokoh lainnya yang buruk, diceritakan sebagai contoh dan peringatan Allah kepada ummat Muhammad saw.

Q.S. An-Naziaat Ayat 17

اِذۡہَبۡ اِلٰی فِرۡعَوۡنَ اِنَّہٗ طَغٰی

Artinya: “pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas,

Q.S. Al-Fajr Ayat 10

وَفِرْعَوْنَ ذِى الْاَوْتَادِۖ

Artinya: “dan (terhadap) Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar),

G.    Konsef Dosa (Individu) dalam Islam

Manusia dilahirkan kedunia bagaikan kertas putih yang tidak ada dosa apapun. Seorang bayi yang lahir, tidak akan terikat dengan dosa ibu-bapaknya, sekalipun bayi tersebut adalah hasil dari ikatan bukan suami istri, bayi tersebut tetap dalam keadaan suci tanpa dosa. Karena manusia dilahirkan sebagai mahluk individu maka urusan dosa pun adalah urusan dosa individu. Masing-masing manusia harus mempertanggungjawabkan hasil perbuatan masing-masing di hadapan Allah Swt. Syafa‘at hanyalah ridla Allah. Jika Allah tidak menghendaki, siapapun tak akan bisa melebihi kemahakuasaan Allah yang mutlak. Ketika seseorang terkait dengan dosa orang lain, kondisi itu sudah pasti adalah ketika orang tersebut harus
mempertanggungjawabkan hasil perbuatannya yang dampaknya juga kena kepada orang
lain. Oleh karena itu, setiap manusia harus mempertanggungjawabkan hasil usahanya
masing-masing

Q.S. An-Nisaa Ayat 111

وَمَنْ يَّكْسِبْ اِثْمًا فَاِنَّمَا يَكْسِبُهٗ عَلٰى نَفْسِهٖ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا

Artinya: “Dan barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijak-sana.”

Q.S. Al-An’aam, Ayat 6

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ

Artinya: “Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.”

Daftar Pustaka

Suryana, Jajang. 2018. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Depok: PT RAJAGRFINDO PERSADA

Yusup, Adie Erar. 2020. “Manusia Sebagai Makhluk Individu”. Terdpat pada https://binus.ac.id/character-building/2020/12/manusia-sebagai-makhluk-individu/. (Diakses tanggal 19 Maret 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANALISIS PERMAINAN DAN KEBUTUHAN FISIK

 A. Analisis Permainan Permainan bulutangkis adalah permainan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih, memukul shutllecock menggunakan raket ...