A.
Peringatan Allah tentang
Takaran dan Timbangan
Allah swt secara khusus mengingatkan manusia tentang pentingnya
menjaga takaran
dan timbangan. Urusan takaran dan timbangan seakan hal kecil yang
tidak banyak memiliki dampak dalam tatanan kehidupan yang besar. Padahal,
urusan takaran dan timbangan ini, justru menjadi akar keburukan dalam urusan
ekonomi ummat.
Q.S. Al-An’aam, 06: 152
وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ
اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ
وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ
فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ
بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ
Artinya: ”Dan janganlah kamu
mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai
dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan
adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila
kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah
janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.”( Q.S. Al-An’aam, 06: 152)
Q.S. Al-A’raaf, 07: 85
وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ
شُعَيْبًاۗ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ
قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَوْفُوا الْكَيْلَ
وَالْمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوْا فِى
الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ
مُّؤْمِنِيْنَۚ
Artinya:”Dan
kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia
berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu
selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu.
Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit
pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.
Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”
Q.S. Huud, 11: 84-85
۞ وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا
اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗوَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ
وَالْمِيْزَانَ اِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ بِخَيْرٍ وَّاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ
عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيْطٍ
Artinya:” Dan kepada (penduduk) Madyan
(Kami utus) saudara mereka, Syuaib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah
Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran
dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur).
Dan sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang
membinasakan (Kiamat)”
Q.S. Al-Isra, 17: 35
وَاَوْفُوا الْكَيْلَ اِذَا
كِلْتُمْ وَزِنُوْا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيْمِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ
تَأْوِيْلًا
Artinya:”Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu
menakar, dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Q.S. Asy-Syu’ara, 26: 181-184
أَوْفُوا
الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ (181) وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ
الْمُسْتَقِيمِ (182) وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا
فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (183) وَاتَّقُوا
الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ (184)
Artinya:”Sempurnakanlah
takaran dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang merugikan; dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kalian merugikan manusia
pada hak-haknya dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat
kerusakan; dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dan
umat-umat yang dahulu”.
Q.S. Al-Muthaffifiin, 83: 01-06
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ
1. Celakalah
bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!
لَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا
عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ
2. (Yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dicukupkan,
وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ
وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ
3. dan apabila
mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.
لَا يَظُنُّ اُولٰۤىِٕكَ
اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَۙ
4. Tidakkah
mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,
لِيَوْمٍ عَظِيْمٍۙ
5. pada suatu
hari yang besar,
يَّوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ
لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ
6. (yaitu)
pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.
B.
Konsep
Halalan Thayyiban
Dalam Al-qur'an, Allah SWT menegaskan tentang
segala sesuatunya harus halalan toyyiban dan menegaskan keharaman dapat
membayakan diri sendiri.
Q.S. Al-Baqarah, 02: 168
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا
مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ
الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Terjemahan
Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan
baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.
Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.
Q.S. Al-Maaidah, 05: 88
وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا
ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ
88. Dan makanlah dari apa yang telah
diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah
kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Q.S. An-Nahl, 16: 114
كُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ
وَّاشْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ
114. Maka makanlah yang halal lagi
baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat
Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
Sehingga halalan toyyiban tidak hanya
merujuk pada apa yang harus dimakan tetapi apapun yang digunakan oleh muslim
haruslah segala sesuatu yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Jajang. 2018. Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam. Depok: RajaGrapindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar