Selasa, 17 Mei 2022

BAB 6 MANUSIA MAHLUK BELAJAR

A.    Manusia Mahluk Belajar

Selama manusia hidup maka disitulah waktu manusia belajar. Kemudia manusia memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap adalah hasil proses belajar manusia-manusia dan manusia dengan lingkungan. Dalam hadist Nabi SAW mengingatkan kita selaku umatnya “Semua yang lahir berada dalam kondisi fitrah, orangtuanyalah yang meyahudikan, menasranikan, ataupun memajusikannya”. Konsep Islam sangat memperhatikan pendidikan dan lingkungan.

Kemampuan akal menyebabkan mausia bisa mengubah kondisi dirinya, memperbaiki dirinya. Hal itu sejalan dengan peringatan Allah Q.S. Ar-Ra’d, 13: 11).

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ ۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَالَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ ﴿الرعد : ۱۱﴾
Artinya : Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d: 11)

Sebagai bekal yang disiapkan untuk menjalani peran sebagai mahluk belajar, Allah swt telah melengkapi kemampuan manusia untuk bisa memahami dan mengelola memori tentang nama-nama yang terkait dengan seluruh benda yang ada di lingkungannya. Kemampuan menyimpan memori kosa kata itu, yang pada awal penciptaan manusia, adalah sebagai bukti bahwa Allah swt telah menyiapkan kelebihan bagi manusia, yaitu kelebihan kemampuan yang tidak dimiliki oleh malaikat maupun iblis. Kelebihan kemampuan itu menjadi modal perilaku meniru dan meniru. Bukti tentang hal itu bisa kita lihat secara nyata di lingkungan manusia masa kini. Betapa perilaku buruk bisa cepat tersiar sebagai bentuk tiruan kegiatan yang menyebar bersama informasi media massa. Kejadian satu seakan-akan berkelindan dengan kejadian lainnya yang hampir sama, sekalipun berlangsung di tempat lain, bahkan di tempat yang sangat jauh lokasinya. Pembelajaran meniru, sebagai sunnatullah yang menjadi ciri manusia, bisa dimanfaatkan secara positif sebagai modal kekayaan potensi pengembangan diri bagi manusia.

B.      Konsep Pendidikan yang Islami

Ada 3 hal yang akan dibawa setelah manusia meninggalkan dunia. Nabi Muhammad SAW bersabda: ““Ketika telah sampai ajal kepada semua manusia, terputuslah semua ikatan amal dunia, kecuali tiga hal: shadaqah jariyah; ilmu yang bermanfaat; atau anak shalih yang mendo’akan kedua orang tuanya”

Untuk menjadi anak shalih, untuk membina anak supaya
menjadi shalih, ternyata perlu ilmu, perlu pengetahuan yang luas tentangnya. Tentu,
ilmu yang luas akan bisa didapat melalui kegiatan mencari ilmu, melalui kegiatan
belajar. Hasil pencarian yang berupa ilmu bisa menjadi ladang amal yang masih akan mengalirkan pahala kepada pengolahnya, jika ilmu itu diamalkan, ditiru-terapkan kepada orang lain, dibagikan dalam bentuk amal pembelajaran, diturunkan kepada generasi pelanjut, dan amal-amal lain sejenisnya. Seperti “bisnis MLM” hasil pengamalan ilmu akan menumbuhkan dampak berjenjang dari pengamal pertama, pengamal kedua, pengamal ketiga, dan seterusnya, yang semua jaringan itu masih akantetap terkait menghasilkan aliran pengaruh bolak-balik melalui rangkai jaringan yang pernah dibangun. Bahkan melalui percabangan jaringan baru yang bisa muncul dari jaringan utama. Sementara itu, shadaqah jariah, selama ini hanya dipandang sebagaibentuk pemberian berupa harta. Padahal, kategori shadaqah bisa juga berupa shadaqah ilmu.

Konsep pendidikan yang Islami di antaranya terkait dengan penyadaran tentang tiga
hal tadi. Sejak kecil, bahkan sejak di dalam kandungan, atau lebih jauh daripada kondisi tadi, penyiapan anak sebagai generasi penerus harus dibangun sejak masa pencarian calon pendamping hidup untuk membangun keluarga. Siapa calon pendamping yang akan dipilih. Dalam konsep kehidupan Islam ada empat kriteria yang bisa dipilih sebagai awal penentuan calon pendamping: indikator harta, keturunan, kecantikan, dan keislaman --penekanan kepada indikator yang keempat (masalah agama, keislaman) menjadi yang diutamakan oleh Nabi Muhammad saw. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

Di dalam Islam, kegamaan menjadi sangat penting sebagai patokan pemilihan calon
pendamping. Nilai ketaatan dalam menjalankan agama akan menjadi kunci
keberuntungan dalam membina keluarga. Islam tidak menafikan hal lain selain masalah agama. Tetapi, melalui kondisi awal yang diwarnai ketaatan dalam menjalankan perintah agama, hal-hal lain yang akan dicari bisa ditemukan baik secara fisik maupun (terutama) secara batin. Dan, masalah calon ibu, perempuan, menjadi bahasan penting dalam konsep Islam. Ada sejumlah temuan masa kini yang menunjukkan bahwa ibu menjadi faktor penting dalam banyak hal tentang anak, salah satunya terkait dengan masalah IQ.

C.    Kewajiban Belajar bagi Muslimin dan Muslima

“Thalabul-ilmi fariidhatun alaa kulli muslimin wa muslimatin: Mencari ilmu itu
merupakan suatu kewajiban (fariidhah) bagi muslimin dan muslimat”.

Mencari ilmu secara umum, berdasarkan kandungan hadits tersebut, tentu, fardhu ain. Teapi sesuai dengan kemampuan masing-masing manusia, tidak mungkin kewajiban itu mencakup semua jenis ilmu. Artinya, semua msulimin dan muslimat, secara terbatas, hanya mungkin mempu menguasai jenis-jenis ilmu tertentu saja. Dalam salah satu ayat, Allah swt telah menegaskan: “Tidak aku berikan ilmu itu kepadamu melainkan serba sedikit”. Sekalipun ayat ini berkaitan dengan penjelasan ilmu (pengetahuan) tentang ruh, tetapi banyak ulama menghubungkannya dengan ilmu-ilmu yang lain juga

D.    Kewajiban Belajar Sepanjang Hayat

Kewajiban mencari ilmu tidak mengenal pembatasan waktu. Selama manusia muslim dan muslimat masih (dinyatakan) hidup, kewajiban aini mencari ilmu itu masih tetap menempel. Mencari ilmu, pasti, tidak harus ditafsirkan dalam kondisi pencarian di lingkungan formal : sekolah, pesantren, ma’had, dan sejenisnya. Tantangan Allah untuk seluruh manusia, agar selalu memperhatikan alam, mempelajari kejadian yang ada di alam, adalah bentuk lahan dan proses kegiatan mencari ilmu juga. Allah menantang manusia lewat segala tanda kebesarannya di alam, supaya dipelajari oleh manusia, untuk menambah nilai keimanan manusia. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW, empat belas abad yang lalu, telah mencanangkan proses belajar sepanjang hidup. Perhatikan hadits Nabi saw: “Uthlubul-ilma min al-mahdi ila al-lahdi: Kondisikan kegiatan pencarian ilmu itu sejak masa buaian hingga menjelang masuk liang lahad”. Para ahli pendidikan Barat, baru mengangkat permasalahan ini pada abad ke sembilan belas, dengan sebutan the longlife education. Dan, kekeliruan yang sering dilakukan oleh ummat Islam adalah mengekor apapun yang datang dari hasil olah pikir masyarakat ilmiah Barat, “sekalipun harus masuk ke dalam lubang biawak” (inti hadits Nabi yang mengingatkan tentang taqlidnya sebagian ummat Islam dengan hasil pemikiran non-muslim).

E.     Konsep Hidayah

Dalam Dinul Islam pengertian hidayah adalah petunjuk yang datang dari Allah. Seperti telah diuraikan, hidayah adalah nikmat yang dianugerahkan oleh Allah hanya kepada ma-nusia tertentu. Tidak semua manusia bisa mendapatkan hidayah. Penganugerahan hidayah ini adalah hak prerogatif Allah. Nabi Muhammad yang menjadi kekasih Allah, sama se-kali tidak memiliki kekuasaan untuk memaksa Allah menganugerahkan hidayahNya kepada Abu Thalib pada saat menjelang ajal. Bahkan, Allah memperingatkan NabiNya dengan firman yang menegaskan bahwa “Nabi tidak bisa memberi petunjuk kepada orang yang dicintainya, karena petunjuk itu hanyalah hak Allah semata”.

DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Jajang. 2018. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. Depok: RajaGrapindo Persada

Bayan.id. 2018. “Surat Ar-Ra’d Ayat 11 (13:11). Terdapat pada https://www.bayan.id/quran/13-11/.  Diakses tanggal 17 Mei 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANALISIS PERMAINAN DAN KEBUTUHAN FISIK

 A. Analisis Permainan Permainan bulutangkis adalah permainan yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih, memukul shutllecock menggunakan raket ...